Sabtu, 21 Agustus 2010

Risalah dari Muhammad Mahdi Akif; Mursyid Am Al-Ikhwan Al-Muslimun; 28-08-2008
Segala puji bagi Allah; Tuhan semesta alam, salawat dan salam atas Rasulullah saw, beserta keluarga dan sahabatnya dan mereka-mereka yang mengikuti jejak langkahnya hingga hari kiamat.. selanjutnya..
Allah SWT berfirman :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمْ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
“Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian berpuasa, sebagiamana telah diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kalian menjadi orang yang bertaqwa”. (Al-Baqoroh:183)
Bahwa bulan Ramadhan merupakan bulan yang agung dan mulia, dan memiliki banyak keutamaan dan keistimewaan, mengandung di dalamnya kebaikan dari Allah SWT, pahala dan ganjaran yang berlipat bagi mereka yang ingin mencarinya. Dalam atsar disebutkan:
أَيُّهَا النَّاسُ، قَدْ أَظَلَّكُمْ شَهْرٌ عَظِيْمٌ، شَهْرٌ مُبَارَكٌ، شَهْرٌ فِيْهِ لَيْلَةٌ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ، جَعَلَ اللهُ صِيَامَهُ فَرِيْضَةٌ، وَقِيَامُ لَيْلِهِ تَطَوُّعًا، مَنْ تَقَرَّبَ فِيْهِ بِخَصْلَةٍ مِنَ الْخَيْرِ، كَانَ كَمَنْ أَدَّى فَرِيْضَةً فِيْمَا سِوَاهُ، وَمَنْ أَدَّى فِيْهِ فَرِيْضَةً كَانَ كَمَنْ أَدَّى سَبْعِيْنَ فَرِيْضَةً فِيْمَا سِوَاهُ، وَهُوَ شَهْرُ الصَّبْرِ، وَالصَّبْرُ ثَوَابُهُ الْجَنَّةَ، وَشَهْرُ الْمُوَاسَاةِ، وَشَهْرٌ يُزْدَادُ فِيْهِ رِزْقُ الْمُؤْمِنِ، مَنْ فَطَّرَ فِيْهِ صَائِمًا كَانَ مَغْفِرَةً لِذُنُوْبِهِ وَعِتْقُ رَقَبَتِهِ مِنَ النَّارِ، وَكَانَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِهِ مِنْ غَيْرِ أَنْ يَنْتَقِصَ مِنْ أَجْرِهِ شَيْءٌ”، قَالُوا: لَيْسَ كُلُّنَا نَجِدُ مَا يُفْطِرُ الصَّائِمَ؟ فَقِيْلَ: يُعْطِي اللهُ هَذَا الثَّوَابَ مَنْ فَطَّرَ صَائِمًا عَلىَ تَمْرَةٍ، أَوْ شُرْبَةَ مَاءٍ، أَوْ مَذَقَةَ لَبَنٍ، وَهُوَ شَهْرٌ أَوَّلُهُ رَحْمَةٌ، وَأَوْسَطُهُ مَغْفِرَةٌ، وَآخِرُهُ عِتْقٌ مِنَ النَّارِ
Dari Salman Al-Farisi ra. berkata: “Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam berkhutbah pada hari terakhir bulan Sya’ban: Wahai manusia telah datang kepada kalian bulan yang agung, bulan penuh berkah, didalamnya ada malam yang lebih baik dari seribu bulan. Allah menjadikan puasanya wajib, dan qiyamul lailnya sunnah. Siapa yang mendekatkan diri dengan kebaikan, maka seperti mendekatkan diri dengan kewajiban di bulan yang lain. Siapa yang melaksanakan kewajiban, maka seperti melaksanakan 70 kewajiban di bulan lain. Ramadhan adalah bulan kesabaran, dan kesabaran balasannya adalah surga. Bulan solidaritas, dan bulan ditambahkan rizki orang beriman. Siapa yang memberi makan orang yang berpuasa, maka diampuni dosanya dan dibebaskan dari api neraka dan mendapatkan pahala seperti orang orang yang berpuasa tersebut tanpa dikurangi pahalanya sedikitpun ». kami berkata : »Wahai Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam Tidak semua kita dapat memberi makan orang yang berpuasa ? ». Rasul shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:” Allah memberi pahala kepada orang yang memberi buka puasa walaupun dengan satu biji kurma atau seteguk air atau susu. Ramadhan adalah bulan dimana awalnya rahmat, tengahnya maghfirah dan akhirnya pembebasan dari api neraka (HR Al-‘Uqaili, Ibnu Huzaimah, al-Baihaqi, al-Khatib dan al-Asbahani)
Dan diantara ibadah-ibadah yang dikhususkan dalam bulan Ramadhan adalah sebagai berikut:
1. Shaum (puasa); yaitu menahan diri dari hal-hal yang membatalkan puasa seperti makan dan minum, sebagaimana yang banyak diketahui, dan dengan menjaga anggota tubuh dari maksiat kepada Allah, dan jika tidak bagaimana mungkin dirinya merasa terawasi oleh Allah bagi siapa yang tidak takut kepada-Nya, dan tidak merasa adanya celaan pengawasan terhadap seseorang yang tidak ridha Allah:
مَن لم يَدَعْ قولَ الزُّورِ والعمَلَ بِهِ ، فَليسَ للهِ حاجة فِي أَن يَدَعَ طَعَامَهُ وشَرَابَهُ
“Barangsiapa yang tidak mampu meninggalkan ucapan kotor dan dia melakukannya maka Allah tidak membutuhkan darinya dalam meninggalkan makanan dan minuman”.
Dan hal tersebut dalam syair juga disebutkan:
إِذَا لَمْ يَكُنْ فِي السَّمْعِ مِنِّيْ تَصَامُمٌ وَفِي مَقْلَتِي غَضٌّ وَفِي مَنْطِقِي صُمْتٌ
فَحَظِّي إِذَنْ مِنْ صَوْمِي الْجُوْعُ وَالظَّمَاُ وَإِنْ قُلْتُ إِنِّي صُمْتُ يَوْمًا فَمَا صُمْتُ
Jika dalam pendengaran diriku tidak ada perbaikan
Dan dalam penglihatan tidak terjaga dan ucapan yang tidak terkontrol
Maka apa keuntunganku dari berpuasa menahan lapar dan haus
Sekalipun aku mengatakan saya sedang puasa maka pada hakikatnya aku tidak berpuasa
Bahwa ibadah puasa hadir untuk memberikan perasaan kepada manusia bahwa dirinya harus mencapai tingkat kemuliaan diatas dari kebutuhannya, meningkatkan derajatnya diatas tingkatan yang ada dharuri, memperkokoh nilai-nilai luhur terhadap nilai-nilai yang rendah. Dari Abu Hurairah berkata; nabi saw bersabda:
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِه
“Barangsiapa yang puasa karena iman dan berharap pahala dan ridha Allah, maka akan diampuni dosa-dosa yang telah lalu”.
2. Al-Qur’an turun dalam bulan Ramadhan
Allah mengkhusukan pada bulan yang agung ini dengan turunnya Al-Qur’an Al-Karim; Allah SWT berfirman: “Sesungguhnya Kami menurunkannya (Al-Qur’an) pada malam kemuliaan”. (Al-Qodar:1) dan Al-Qur’an yang diturunkan Allah bertujuan untuk mengeluarkan manusia dari kegelapan menuju cahaya, Allah berfirman: “(ini adalah) kitab yang Kami turunkan kepadamu supaya kamu mengeluarkan manusia dari gelap gulita kepada cahaya terang benderang dengan izin Tuhan mereka, (yaitu) menuju jalan Tuhan yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji”. (Ibrahim:1). Sebagaimana Al-Qur’an juga membawa petunjuk seluruh manusia “Bulan Ramadhan adalah bulan diturunkan di dalamnya Al-Qur’an membawa petunjuk bagi manusia dan penjelasan dari petunjuk tersebut dan membawa Al-Furqan (pembeda antara yang hak dan yang bathil)”. (Al-Baqoroh:185)
3. Qiyam Al-Lail (shalat tarawih)
Dalam bulan ramadhan terdapat shalat qiyam lail, dan Allah menjadikannya ibadah sunnah bagi siapa yang berambisi mendapatkan ampunan Allah dari dosa-dosanya; dari Abu Hurairah ra, bahwa Rasulullah saw bersabda:
مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
”Barangsiapa yang melakukan qiyam Ramadhan karena iman dan berharap ridha Allah maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu”.
4. Lailatul Qodar (malam kemuliaan)
Dalam bulan Ramadhan juga terdapat lailatul Qodar yang memiliki nilai dan bobot lebih baik dari seribu bulan.. “Lailatul Qodar adalah lebih baik dari seribu bulan”. (Al-Qodar:3) dan bagi siapa yang melakukan qiyam pada lailatul Qodar maka akan dihapus atau diampuni dosa-dosanya.
وَمَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِه
“Dan barangsiapa yang melakukan qiyam pada saat lailatul Qodar dengan iman dan berharap ridha Allah maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu”.
5. Al-I’tikaf
Dan pada malam 10 hari terakhir bulan ramadhan Rasulullah saw melakukan I’tikaf; dari Abdullah bin Umar ra, dia berkata: “Bahwa Rasulullah saw selalu I’tikaf pada malam 10 hari terakhir bulan Ramadhan”.
Puasa Merupakan Bekal Untuk Menghadapi Musuh
Dalam puasa merupakan sarana memperkokoh keinginan dan kehendak, memberikan pembinaan atas kesabaran, karena itu; orang yang berpuasa harus menahan rasa lapar walaupun dihadapan ada hidangan yang lezat; dan harus mampu menahan rasa haus walaupun dihadapannya ada air dingin nun menyegarkan; dan juga menahan nafsu syahwat sekalipun disampingnya ada istri yang halal nun jelita, padahal tidak ada yang melihat dirinya kecuali Allah, dan tidak ada yang memimpin dirinya kecuali dhamirnya (hatinya), serta tidak bersandar pada yang lain kecuali keinginannya yang kuat dan penuh kewaspadaan. Dan karena bulan Ramadhan mengajarkan kesabaran yang juga diberi julukan dengan demikian “Bulan Kesabaran” seperti yang disebutkan bahwa
لِكُلِّ شَيْءٍ زَكَاةٌ، وَزَكَاةُ الْجَسَدِ الصَّوْمُ، وَالصَّوْمُ نِصْفُ الصَّبْرِ
“Pada setiap sesuatu ada zakatnya, dan zakatnya tubuh adalah puasa, sedangkan puasa bagian dari kesabaran”.
Bahwa Islam bukan agama berserah diri dan malas; namun merupakan agama jihad dan usaha yang terus menerus, dan perangkat pertama dalam jihad adalah kesabaran dan keinginan yang kuat; karena itu jika seseorang tidak berusaha menjihadkan (memerangi) jiwanya, maka sungguh jauh, akan mampu memerangi musuhnya, dan barangsiapa yang tidak mampu mengalahkan jiwanya dan syahwatnya, maka sungguh jauh, dirinya akan mampu mengalahkan musuhnya, dan barangsiapa yang tidak mampu bersabar menahan rasa lapar dalam satu hari, maka sungguh jauh dirinya, bisa bersabar berpisah dengan keluarga dan negara demi meraih tujuan dan misi besar.
Puasa terdapat di dalamnya kesabaran dan usaha menghancurkan jiwa; dan diantara sarana Islam dalam mempersiapkan orang beriman yang memiliki sifat sabar dan penuh jiwa pejuang adalah yang mampu mengemban rasa haus, lapar dan hawa nafsu, menerima dengan riang gembira akan rasa letih, sederhana dan kerasnya hidup, selama hal tersebut berada di jalan Allah.
Wahai Umat Islam…
Bahwa Ramadhan merupakan salah satu bentuk ketaatan yang agung, dan pameran yang menakjubkan akan perniagaan ukhrawi, dan ibadah-ibadah ini akan menjadi waktu-waktu yang indah, masa-masa yang mengasyikkan, dan hari-hari dan malam yang penuh dengan hiasan; karena ketaatan merupakan waktu yang indah; yaitu pada bulan yang paling indah ini dan ganjaranpun disisi Allah sangat besar dan berlimpah; karena itulah hendaknya setiap muslim bersungguh-sungguh memanfaatkan waktu yang agung ini dan menerimanya dengan taubat yang nusuh (sebenarnya) dan niat yang benar untuk ketaatan, dan keinginan yang kuat, himmah aliyah (semangat yang bergelora) untuk melanjutkan ketaatan hingga akhir ramadhan; sehingga menjadi orang yang ditulis oleh Allah terbebas dari api neraka, dan perbanyaklah di dalamnya amalan-amalan kebaikan sebagaimana yang disebutkan dalam atsar:
وَاسْتَكْثَرُوا فِيْهِ مِنْ أَرْبَعِ خِصَالٍ: خَصْلَتَيْنِ تَرْضَوْنَ بِهِمَا رَبَّكُمْ، وَخَصْلَتَيْنِ لاَ غَنِى بِكُمْ عَنْهُمَا، فَأَمَّا الْخَصْلَتَانِ الَّلتَانِ تَرْضَوْنَ بِهِِمَا رَبَّكُمْ: فَشَهَادَةُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ، وَتَسْتَْغْفِرُوْنَهُ، وَأَمَّا الَّلتَانِ لاَ غَنِى بِكُمْ عَنْهُمَا: فَتَسْأَلُوْنَ اللهَ الْجَنَّةَ، وَتَعُوْذُوْنَ بِهِ مِنَ النَّارِ
“Oleh karena itu banyakkanlah yang empat perkara di bulan Ramadhan; dua perkara untuk mendatangkan keridhaan Tuhanmu, dan dua perkara lagi kamu sangat menghajatinya; Dua perkara yang pertama ialah mengakui dengan sesungguhnya bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan mohon ampun kepada-Nya . Dua perkara yang kamu sangat memerlukannya ialah mohon surga dan perlindungan dari neraka.”
Perbanyaklah tilawah Al-Qur’an Al-Karim; karena bulan Ramahdan adalah bulan Al-Qur’an, di dalamnya Al-Qur’an diturunkan, dan di dalamnya pula Jibril datang kepada nabi saw; mengajarinya dan menelaahnya bersama Rasulullah saw; sampai pada tahun di dalamnya Rasulullah saw wafat, Jibril melakukannya sebanyak dua kali.
Dan seorang muslim hendaknya berambisi dalam memperbanyak sedekah dan mengasihi orang-orang fakir dan miskin dan berbuat baik kepada mereka dan memberi sesuatu dari nikmat yang Allah anugrahkan kepadanya; karena bulan ini disebut juga dengan bulan meningkatnya nilai-nilai ruhiyah (spiritual) daripada nilai-nilai madiyah (material), dan menjadi sarana peleburan akan kehidupan dunia yang melekat dalam jiwa sehingga dihempaskan kebelakang pundaknya, dan memberikan manfaat –pada sisi lain- sepanjang waktu baik pagi maupun sore hari.
Allah SWT melipat gandakan pahala dan ganjaran bagi orang-orang yang bersedekah, dan membalaskan ganjaran kepada mereka yang memberi terhadap hamba-hamba yang membutuhkan dan ternyuh hatinya terhadap anak-anak yatim dan para janda, mereka terbiasa memiliki sifat dermawan dan sifat memberi seperti halnya nabi saw; yang memiliki sifat dermawan dan kasih sayang dan bahkan seperti sifat memberi dan ringan tangan, dan nabi saw manusia paling dermawan jiwanya pada bulan ramadhan saat jibril mentadarruskan Al-Qur’an kepadanya; dari Ibnu Abbas berkata:
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- أَجْوَدَ النَّاسِ بِالْخَيْرِ ، وَكَانَ أَجْوَدَ مَا يَكُونُ فِى رَمَضَانَ حِينَ يَلْقَاهُ جَبْرَيلُ عَلَيْهِ السَّلاَمُ ، وَكَانَ جَبْرَيلُ يَلْقَاهُ كُلَّ لَيْلَةٍ فِى رَمَضَانَ حَتَّى يَنْسَلِخَ يَعْرِضُ عَلَيْهِ النَّبِىُّ -صلى الله عليه وسلم- الْقُرْآنَ. فَإِذَا لَقِيَهُ جَبْرَيلُ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- أَجْوَدَ بِالْخَيْرِ مِنَ الرِّيحِ الْمُرْسَلَةِ
“Nabi saw merupakan manusia paling dermawan dalam kebaikan terhadap manusia, dan lebih dermawan lagi jiwa pada bulan Ramadhan, ketika bertemu dengan Jibril, dan Jibril selalu menjumpainya pada malam bulan Ramadhan sehingga beliau meninggal, mengajarkan kepadanya Al-Qur’an, dan ketika jibril menjumpainya kedermawanannya tampak lebih daripada angin yang bertiup”.
Bersungguh-sungguh jugalah wahai umat Islam menjalin silaturrahim, saling berkasih sayang, saling berziarah dan saling mengasihi sesama kerabat dan tetangga, berbuat baik antara sesama orang yang beriman, menghilangkan perselisihan dan permusuhan, dan membersihkan hati dari kedengkian dan kebencian:
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ
“Sesungguhnya hanyalah orang-orang beriman yang bersaudara, karena itu perbaikilah hubungan dua saudara diantara kalian dan bertaqwalah kepada Allah agar kalian diberikan rahmat”. (Al-Hujurat:10)
dan Allah berfirman:
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالإِيمَانِ وَلا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلاً لِلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ
“Ya Rabb Kami, beri ampunlah Kami dan saudara-saudara Kami yang telah beriman lebih dulu dari Kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati Kami terhadap orang-orang yang beriman; Ya Rabb Kami, Sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang.” (Al-Hasyr:10)
Dan dalam syair disebutkan:
أَتَى رَمَضَانُ مَزْرَعَةً الْعِبَادِ لِتَطْهِيْرِ الْقُلُوْبِ مِنَ الْفَسَادِ
فَأَدِّ حُقُوْقَهَ قْوَلاً وَفِعْلاً وَزَادَكَ فَاتَّخِذْهُ لِلْمَعَادِ
فَمَنْ زَرَعَ الْحُبُوْبَ وَمَا سَقَاهَا تَأَوَّهَ نَادِمًا يَوْمَ الْحِصَادِ
Ramadhan telah tiba sebagai bulan panen bagi setiap hamba
Untuk membersihkan hati dari berbagai kerusakan dan dosa
Maka dari itu tunaikanlah hak-haknya; baik ucapan dan perbuatan
Dan carilah bekalmu untuk hari depan; ambil dan perbanyaklah
Bagi siapa yang menanam benih namun tidak menyiraminya
Niscaya akan menyesal disaat hari panen
Tahniah Untuk Dunia Islam
Kami sampaikan selamat kepada dunia Islam seluruhnya dengan kehadiran bulan suci Ramadhan yang penuh berkah, dan kami berharap dan memohon kepada Allah agar dijadikan hilal bulan ini dengan kebaikan, keberkahan dan persatuan bagi umat Islam, kemenangan dan dukungan dari Allah terhadap mereka, sebagaimana kita harus bersimpuh dihadapan Allah agar diikatkan hati-hati kita dengan ikhwan-ikhwan para mujahidin di berbagai tempat mereka berada, melepaskan belenggu yang mengikat mereka dan membebaskan mereka dari penjara.
Memberikan pesan kepada dunia seluruhnya untuk berusaha melepaskan blockade atas bangsa Palestina sehingga mereka dapat menikmati kebebasan dan mendapatkan apa yang mereka butuhkan dari kebutuhan hidup pada bulan yang penuh berkah ini.
Adapun ikhwan-ikhwan kita yang berada di penjara penjajah dan orang-orang zhalim kami sampaikan kepada mereka dan keluarga mereka; selamat dengan kedatangan bulan kesabaran ini, dan kami sampaikan kepada mereka: bersabarlah.. karena kekejian orang-orang zhalim pasti akan pergi sementera fajar Islam pasti akan datang; cahayanya akan bersinar di ufuk dan hal tersebut tidak langgeng kecuali dengan sabar sesaat
وَيَوْمَئِذٍ يَفْرَحُ الْمُؤْمِنُونَ. بِنَصْرِ اللَّهِ يَنصُرُ مَنْ يَشَاءُ وَهُوَ الْعَزِيزُ الرَّحِيمُ
“Dan di hari (kemenangan bangsa Rumawi) itu bergembiralah orang-orang yang beriman, karena pertolongan Allah. Dia menolong siapa yang dikehendakiNya. dan Dialah Maha Perkasa lagi Penyayang”. (Ar-Ruum:4-5)
Allah Maha Besar dan segala puji bagi Allah.. dan salawat dan salam atas nabi kita, Muhammad saw, beserta keluarga dan sahabatnya.
Menurut yang saya pahami sesuai dengan surat al-Qodar bahwa Al-Qur'an diturunkan pada malam lailatul Qodar yang nota bene adanya pada 10 hari terakhir dari bulan Romadlon antara tanggal 20-29/30 romadlon. Padahal dalam sejarah islam yang kita ikuti sampai saat ini peringatan nuzulul qur'an pada 17 romadlon.
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Menurut yang saya pahami sesuai dengan surat al-Aodar bahwa Al-Qur'an diturunkan pada malam lailatul Q odar yang nota bene adanya pada 10 hari terakhir dari bulan Romadlon antara tanggal 20-29/30 romadlon. Padahal dalam sejarah islam yang kita ikuti sampai saat ini peringatan nuzulul qur'an pada 17 romadlon. Sebenarnya menurut Antum kapan Al-Qur'an diturunkan? Dan apa pengertian diturunkan? Padahal Al-Qur'an diturunkan tidak secara langsung satu bundel. Syukron.
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Farda Rain
Jawab :
Surat Al-Qadr. Makkiyah/Turun di Mekkah Tujuan surat ini diturunkan adalah untuk:
[1] mempertegas bahwa Al-Qur'an benar-benar turun dari Allah SWT,
[2] menolak orang-orang yang ingkar atas turunnya surat dari Allah SWT,
[3] mengangkat soal waktu diturunkannya Al-Qur'an dan turunnya para malaikat pada malam diturunkannya Al-Qur'an, [4] informasi bahwa malam diturunkannya Al-Qur'an adalah lebih [dan paling] utama dibanding malam-malam atau hari-hari lainnya.
(1) Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Qur'an) pada "malam kemuliaan". Ini adalah informasi paling utama tentang malam turunnya Al-Qur'an. "Malam Kemuliaan" adalah dalam terjemah Indonesia, sedang dalam teks Arabnya adalah Lailatul Qadr, yaitu suatu malam yang penuh kemuliaan, kebesaran, keagungan dan penuh barokah karena pada malam itu permulaan turunnya Al Qur'an. Ada perbedaan pandangan dari para mufassir dalam melihat dan mentakwilkan ayat ini. Dlamir atau kata ganti HU pada kalimat INNأ‚ ANZAL-Nأ‚-HU. Terjemahnya : "Sesungguhnya Kami telah menurunkan-NYA".
Apa yang dimaksud dengan menurunkan disitu? Benarkah kata ganti NYA atau HU disitu kembali Al-Qur'an, atau maknanya sekedar "malam ayat Al-Qur'an kali pertama diturunkan"? Para jumhur Sunni melihat bahwasanya kata ganti NYA disitu kembali kepada Al-Qur'an. Jadi, maksudnya, pada malam itu, seluruh komponen Al-Qur'an dan planning-planing Tuhan ditetapkan, diletakkan di Lauh Mahfأ»dz [kitab yang terjaga], lalu diturunkan di sebuah tempat yang oleh para ulama disebut Bait al-'Izzah, Rumah Kemulyaan. Saya katakan 'oleh para ulama' di atas, karena saya tidak atau belum mendapatkan data tekstual dari terminology Bait Al-'Izzah. Dari penelusuran saya, istilah ini mentok di sahabat Abdullah bin Abbas RA.
Dugaan saya, beliau mendapatkan rekaan ini dari ulama Yahudi. Tapi, ini sekedar dugaan saja, karena memang beliau paling banyak bergaul dengan ulama Yahudi dan Nasrani. Konsekuensi dari pendapat ini adalah pengertian bahwa Al-Qur'an diturunkan dalam bentuk ayat-ayat dan surat-surat yang sampai pada kita itu, lalu -dalam rekaan para ulama-ulamanya-didistribusikan kepada Nabi SAW secara berangsur-angsur. Kejadian-kejadian pada masa Nabi SAW, lanjut dari konsekuensi ini, sudah dipotret oleh Allah SWT.
Secara pribadi saya kurang sependapat dengan teori penurunan Al-Qur'an seperti hal di atas. Dan saya lebih setuju dengan pendapat ulama minoritas bahwa maksud Dlamir HU atau kata ganti NYA pada ayat pertama tersebut adalah "Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Qur'an) PERTAMA KALI pada "malam kemuliaan". Pada malam itu, malam di mana Nabi SAW berkontemplasi di gua Hira, seperti diriwayatkan Sayyidah 'Aisyah RA, Nabi SAW mendapatkan wahyu pertama kali. Suatu malam di bulan Ramadhan. "(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil).
Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain". [QS. Al-Baqarah, 185]. Demikian, semoga membantu. Wassalamualaikum war. wab.
http://wrm-indonesia.org/content/view/864/3/
Mengambil Pelajaran Dari Cerita Lucu di Bulan Ramadhan.

Ada sebuah kisah, seorang anak kecil yang ikut menjalankan ibadah puasa.
Anak kecil ini mencoba berpuasa seperti layaknya orang dewasa, puasa sampai
full alias sampai magrib. Saat memulai menjalankan puasa, anak kecil ini
yang dirasakan menjalankan bulan puasa adalah berat, mengeluh dan memikirkan
entar kalau buka puasa makan apa ya? Wajar kalau anak kecil bersikap ini.

Ditengah waktu puasa, anak ini mengelu kepada Mama nya " Ma...kenapa puasa
kok lama sekali sih,,,gak kuat ni ma.." kata anak kecil ini. Mamanya hanya
diam dan tersenyum. Lagi-lagi anak ini bicara "ma,,,,pengen minum ma? Gak
kuat?", tetap aja mamanya diam, tidak menjawabnya, sembari mama nya
mempersiapkan dan membereskan rumah. Biasa... tugas seorang Ibu . Selang
beberapa lama adik kecilnya datang membawa minuman, karena adiknya masih
kecil dibawa umur. Adik ini menawarkan minuman didepan kaka nya sembari
menyodorkan minuman dengan berkata "ka,,,, mimi?" dengan wajah polos dan
baik hati. Lalu kakanya mengambil minuman itu dan meminumnya, karena saking
tidak kuatnya. Berucap adiknya " hehe...kaka minum, kaka batal,,,,mama kaka
minum, kaka batal....pok pok pok, suara tepukan tangan adik kecil itu dengan
wajah senyum karena merasa ada teman gak berpuasa. (^_^).

Kemudian hari besok dia mencoba untuk tetap berpuasa dan mencoba untuk bisa
full puasanya ampek magrib. Karena kaka ini malu kemarin batal puasanya.
Hari ini si kaka ini ada peningkatan puasanya, tidak sampe setengah hari,
tapi berbagai cobaan untuk bisa puasa selalu ada. Satu jam sebelum berbuka
puasa, si kaka ini mengeluh lagi sama mamanya, dan berkata "mama, aku gak
kuat nih ma, lama banget ya ma, buka puasanya. Pengen minum ma?" dengan
wajah meratap sedih. Seperti biasa si adik kecilnya datang membawa minun dan
mama pergi ke dapur untuk mempersiapkan buka puasa. Adik kecil ini
menyodorkan minuman didepan kaka nya dan berucap "ka,,,, mimi?". lalu kaka
ini melihat-lihat bahwa mama nya sedang di dapur, cepat-cepat minuman yang
disodorkan adiknya diambil lalu diminumnya dengan rasa kehausan.
"hehe,,,kaka batal puasanya, hehe.... pok pok pok" suara tepukan tangan si
adik kecil itu, dengan senangnya, lalu adiknya memanggil mamanya, "mama,
kaka minum ma. Kaka batal puasanya ma,,,," ucap adiknya dengan wajah
gembira. Kemudian si kaka nya merasa benar-benar malu karena batal lagi.

Yup, kita bisa mengambil pelajaran dari cerita diatas, itu merupaka cerita
lucu buat aku, tapi kalau anda merasa cerita ini tidak lucu ma tidak
apa-apa. Tapi disini bisa diambil hikmah buat kita yang sudah baliq dalam
segi usia. Belum tentu yang kita jalani shaum ini apakah mendapatkan nilai
ibadah atau tidak? Atau hanya merasakan haus dan lapar aja. Kalau kita masih
membawa, bahwa puasa menjadi halangan menjalankan aktifitas, berat, mengeluh
dan masih memikirkan entar buka puasa makan apa ya? Seperti cerita anak
diatas, maka sifat kita masih kanak-kanak. Walapun dalam segi usia lebih tua
dari anak kecil, tapi tingkah lakunya seperti anak kecil aliasnya
berpikirnya. Kadang ini sering dialami kebanyakan orang saat menjalankan
puasa. Cobalah untuk selalu intropeksi diri bahwa puasa merupakan kewajiban
dan jangan hanyak melaksanan puasa sekedar gugur kewajiban aja sudah, tapi
apakah nilai ibadah puasa kita diterima atau tidak di hadapa-Nya? Kan jadi
sia-sia kalau hanyak menjalankan puasa dengan capek tapi tidak bernilai, wah
tidak menyenangkan itu, capek deh yang didapat, capek menahan makan dan
minum. Maka itu isi aktifitas bulan puasa ramadhan ini dengan mentafakuri
dan memahami ayat-ayat Al-Qur'an, agar menambah dan meningkatkan keimanan
kita dan dengan sendirinya haus dan lapar akan hilang sendiri dan Insya
Allah bisa mendapatkan nilai, nilai ibadah. Amin...

Dari Cia

Ramadhan tinggal menghitung hari, sudahkah kita siapkan kedatangannya bagi diri kita maupun anak2? Sosialisasi Ramadhan untuk anak-anak di luar negeri tentunya lebih sulit dibanding jaman kita kecil dulu di tanah air. Aura Ramadhan di kampung halaman benar-benar terasa karena lingkungan ikut mendukungnya, suara adzan, tilawah quran di masjid-masjid, orang-orang yang membangunkan sahur dengan aneka cara (kentongan, bedug keliling dll), acara TV yang "lebih islami", kunjungan dan hantaran makanan dari tetangga dan kerabat, dan aneka makanan khas menjelang berbuka yang dijual di warung atau K5… ahhhh… jadi kangen kampung!
Bagaimana menghadirkan suasana Ramadhan di rumah terutama untuk anak-anak kita?
Berikut beberapa yang bisa kita lakukan:
1. Sosialisasikan kedatangan Ramadhan jauh hari sebelum harinya datang. Ibu-ibu bisa bercerita kisah-kisah Nabi & sahabat ttg puasa, sholat, berinfak dll contohnya spt di link ini http://cahyaislam. wordpress. com/2009/ 05/06/kisah- sahabat-rasulull ah-saw/ atau ilustrasi yang lebih fun dengan nonton film seperti Ipin & Upin di links berikut: http://www.youtube. com/watch? v=k81Do7TzJKY Ini favorite saya…
2. Mendekorasi rumah dengan hiasan yang menandakan bahwa Ramadhan telah tiba: misalnya tulisan "Welkom Ramadhan", "Ramadhan ada di rumah kami" dll yang dibuat bersama anak dengan kertas warna warni dan kalau perlu memasang versiering. setiap hari sempatkan putar murotal quran, atau lagu anak islami, pasang komputer menjelang adzan tiba (download dari http://www.islamicf inder.org/ athanDownload. php), sholat berjamaah dll

3. Menjelaskan tata cara puasa & ibadah lainnya, membuat program puasa sesuai usia anak. Untuk membuat anak semangat & gembira menjalankan ramadhan buat daftar kegiatan bersama anak, tiap hari bisa dicontreng mana yang berhasil mereka lakukan dan beri reward (lihat point 4). Kegiatan misalnya:
a. menghafal: hafalan doa berpuasa dan berbuka, surat pendek, doa-doa lainnya.
b. sholat berjamaah, membaca kisah2 islami setelah sholat dan latihan iqro/membaca quran.
c. ikut menyiapkan berbuka dan sahur,
d. berinfak, kalau anak-anak sudah diberi uang jajan, minta mereka menyisihkan 50 cent atau 1 euro perhari atau semampunya ke kotak amal yang kita buat, kirim uang ke lembaga Infaq seperti Isned misalnya http://isned. eu/
e. berpuasa (meski hanya beberapa jam untuk anak2 yang masih kecil),
f. juga menahan nafsu lainnya (tidak berkata buruk, tidak mengganggu adik dll)
kegiatan ini bukan hanya berlaku di rumah tetapi juga ketika berada di sekolah (sebaiknya sebelum hari pertama ramadhan kita jelaskan pada guru/juf bahwa anak-anak sedang latihan puasa. Pengalaman saya waktu anak-anak sekolah di sekolah Belanda, gurunya sempat marah karena saya tidak menjelaskan terlebih dahulu - disangkanya saya sedang menyiksa anak tidak boleh makan seharian padahal anak2 hanya diminta puasa 5 jam - buka - puasa lagi)
4. Untuk anak yang bisa memenuhi daftar kegiatan dengan baik, Ibu bisa memberinya hadiah, baik di akhir ramadhan maupun minggu2 diantaranya. Supaya lebih menarik bisa dibuat games, misalnya:
Pekan pertama,anak2 mendapat jatah satu kado. Buat versiering seperti foto diatas, masing2 balon berisi kertas perintah dan petunjuk.
a. Sebelum memecahkan balon pertama minta anak2 untuk menghafal (salah satu surat pendek atau doa), kalau anak2 hafal, mereka boleh memecahkan balon pertama yang berisi petunjuk: "temukan kertas warna merah di box mainan kalian".
b. Kemudian anak2 akan mencari di box mainannya, setelah ditemukan, pada kertas merah tersebut tulis perintah misalnya lakukan gerakan wudhu beserta doa sebelum dan sesudah wudhu. Juga tulis petunjuk selanjutnya: "temukan perahu kertas warna kuning di sela-sela pakaian, tapi jangan diaduk-aduk ya".
c. Setelah perahu kertas ditemukan, minta anak2 membaca perintah & petunjuknya : bacakan doa niat sholat maghrib dan Isya, lakukan gerakan sholat subuh. Petunjuknya: Coba cari hadiah kalian ditumpukan setrikaan ibu (makin banyak setrikaan makin sulit hehehe…anggap aja anak2 mencari harta karun dan harus menggali pakaian). Ibu meletakkan hadiah disana, beri tulisan : "Alhamdulillah, terima kasih ya Allah. Insya Allah minggu depan puasa saya lebih baik lagi"
Insya Allah anak-anak akan gembira berpuasa dan tentunya memberikan kenangan ketika mereka dewasa kelak. Lingkungan kita tidak kondusif, maka kita lah yang harus menciptakannya…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar