Selasa, 28 September 2010

Ternyata Rokok Mengandung Darah Babi
Sydney - sebuah riset terbaru dari seorang ilmuwan asal Belanda , Dia menemukan kandungan
hemoglobin ( darah merah ) dari Babi sebagai salah satu bahan untuk membuat folter rokok.

Fakta mencengangkan ini diungkap oleh peneliti dari Eindhoven Belanda , Christien Meindertsma , dan didukung oleh Profesor Kesehatan Masyarakat dari University of Sydney yang bernama
Chapman.

Homoglobin atau protein darah babi , ternyata digunakan untuk membuat filter rokok agar lebih
efektif untuk menagkap bahan /zat kimia berbahaya , sebelum masuk paru - paru seorang perokok.
Menurut Chapman , industri rokok Dunia memeng kerap merahasiakan bahan - bahan yang mereka gunakan ( termasuk filter ini )

" Menurut mereka ini adalah Bisnis , dan rahasia dagang kami " kata Chapman seperti yang dilansir oleh " News.com , kamis ( 01 April 2010 )

Propesor Chapman mengatakan penelitian ini memberitahu dunia tentang rahasia pembuatan rokok , dan untuk meningkatkan kepedulian terhadap Umat Muslim dan Yahudi yang taat , karna babi sangat diharamkan bagi kedua agama / umat tersebut.
" Masyarakat Yahudi dan Muslim pasti akan menanggapi ini dengan serius , dan juga para Vegatarian " pungkas Prof. Chapman

Tak ayal temuan ini menjadi bahan diskusi serius para ulama Islam dan para Agamawan Yahudi dibeberapa Negara.

Senin, 20 September 2010

http://www.dalimunthe.com/2010/04/15-cara-menghilangkan-keringat-berlebih.html
Berikut beberapa tips penting untuk mengatasi masalah kegemukan. Tips ini insya Allah DIJAMIN efektif bagi orang gemuk untuk melangsingkan tubuhnya ke berat badan normal (bukan berarti kurus kering lho…)

1. Mulailah dengan menimbulkan “Vitamin KK” alias Kemauan Kuat pada diri Anda untuk membenahi pola hidup Anda… Susah? Eit, jangan dulu mengatakan susah! Ganti saja menjadi gampang-gampang-susah. Jadi gampangnya 2x dan susahnya 1x :)

2. Atur kembali cara makan Anda.

* Lebih dari 70% fakta kegemukan pada kepustakaan yang saya baca di luar faktor keturunan adalah diikuti atau diawali dengan cara makan yang salah
* Rasulullah SAW adalah orang yang senantiasa menjaga makannya dengan cara makan hanya bila lapar, dan berhenti sebelum kenyang (bukannya seperti filosofi kebanyakan orang yang gemuk : makan ketika datang waktunya, berhenti setelah perut merasa terlalu kenyang sehingga tidak dapat dimasuki lagi hehehe…)

3. Gunakan pola makan 3-2-1® (registered trademark of DrArief.com)

* Tentu maksudnya bukan makan pagi 3 porsi, makan siang 2 porsi, dan makan malam 1 porsi… alangkah gemuknya kita bila mengikuti pola itu :) Maksudnya adalah : makan pagi menduduki skor 3, makan siang menduduki skor 2, dan makan malam menduduki skor 1. Skor ini menunjukkan kepentingannya, yang berhubungan dengan pola hidup orang normal (pada umumnya) bekerja pada pagi hari dan istirahat pada malam hari; tentunya berlaku sebaliknya bila Anda bekerja sebagai petugas yang senantiasa bekerja di malam hari dan tidur di pagi hari.

4. Jauhi jarak antara makan malam dengan tidur

* Semakin dekat jarak antar makan malam dengan tidur, itu berarti Anda memberikan tambahan “PR” bagi tubuh untuk membakar kalori dari hasil makan malam tadi menjadi lemak selama Anda tidur.

5. Hindari deposito yang tidak perlu!

* Kebanyakan orang gemuk punya cara tersendiri untuk mengisi waktu-waktu khususnya, seperti kebiasaan minum kopi manis di sore hari, teh manis di malam hari, dsb. Ini adalah kebiasaan, bukan kebutuhan. Bila tubuh Anda sudah terasa berat untuk beraktivitas, ada baiknya Anda tinjau kembali perlu tidaknya tubuh Anda mendapatkan “suntikan deposito” lemak secara rutin.

6. Upayakan komposisi makan yang didasari prinsip yang sesuai dengan kebutuhan.

* Bila aktivitas harian Anda lebih banyak menggunakan aktivitas fisik (otot), tentu tubuh Anda lebih banyak membutuhkan karbohidrat.
* Bila aktivitas harian Anda lebih banyak menggunakan aktivitas berfikir (otak), tentu tubuh Anda lebih banyak membutuhkan protein.
* Cara mudah untuk menimbang takarannya adalah dengan melihat point no. 2 di atas.

7. Jangan “asal isi” perut Anda setiap saat ia lapar

* Upayakan substitusi yang tidak berpotensi menambah lemak Anda ketika serangan lapar datang.
* Campurkan porsi makanan utama Anda dengan agar-agar supaya lebih berisi.
* Perbanyaklah minum air daripada menambah porsi makan.
* Perbanyak buah segar, khususnya bila terasa lapar di waktu malam. Tentu bukan durian, alpukat, dan buah berlemak lain.

8. Aktifkan kembali otot-otot tubuh Anda dengan olah raga. Otot selalu berlawanan dengan lemak. Bila otot Anda “memakan” zat-zat hasil pembakaran makanan dalam jumlah yang tidak berlebihan, maka bisa dipastikan uang kembalian yang akan “disetor” ke tabungan lemak pasti akan sedikit. Karenanya, upayakan selalu agar otot Anda aktif.

9. Ini dia… Ramuan khusus!

* Ini adalah kombinasi zat alami unik yang telah dicoba oleh banyak orang dan terbukti berhasil. Tapi ini adalah ramuan tradisional, jadi tidak ada statistik yang memadai sebagaimana obat kimia. Minumlah secangkir campuran madu dan bubuk kayumanis yang telah direbus, setiap pagi, 30 menit sebelum sarapan saat perut masih kosong dan pada malam hari sebelum tidur. Bila diminum secara teratur insya Allah dapat menurunkan berat badan… bahkan untuk mereka yang mengalami obesitas sekalipun. Konon campuran ini juga dapat mencegah penimbunan lemak yang berlebihan pada tubuh.

Rabu, 01 September 2010

daftar pustaka

http://ktiptk.blogspirit.com/archive/2009/01/09/contoh-laporan-penelitian-tindakan-kelas-ptk-tik.html
http://biologi-staincrb.web.id/blog/makalah-ptk
http://mashudismada.wordpress.com/2009/03/22/kumpulan-judul-karya-tulis-ptk/
http://mashudismada.wordpress.com/2009/04/17/kumpulan-judul-ptk-penelitian-tindakan-kelas
http://orang-biasa.co.cc/search/kumpulan+judul+ptk+penelitian+tindakan+kelas+karya+tulis
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto Suharsimi,dkk (2008), Penelitian Tindakan Kelas, Bumi Angkasa, Jakarta.
Aqib Zainal (2007), Penelitian Tindakan Kelas, Yrama Widya, Bandung.
Wiriaatmaja Rachiati, Metode Penelitian Tindakan Kelas, Rosda, Bandung
 http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/03/21/penelitian-tindakan-kelas...
 http://penelitiantindakankelas.blogspot.com/2009/02/penelitian-tindakan-...
 http://118.98.216.59/subdom/modul/bahan/pend_ptk_2008/mdptk.htm
http://www.scribd.com/doc/28847137/MAKALAH-PTK
http://makalahkumakalahmu.wordpress.com/2008/09/15/penelitian-tindakan-kelas/
http://makalahkumakalahmu.wordpress.com/category/makalah-penelitian-tindakan-kelas/
http://id.wordpress.com/tag/makalah-penelitian-tindakan-kelas/
http://ktiptk.blogspirit.com/archive/2009/01/26/contoh-proposal-penelitian-kualitatif.html
http://lowongankerjamu.info/search/Contoh%20Proposal%20Penelitian%20Tindakan%20Kelas%20%20PTK%20%20Makalah
Departemen Pendidikan Nasional. 2004. Pedoman Khusus Pengembangan Sistem Penilaian Berbasis Kompetensi Sekolah Menengah Pertama. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional
Direktorat Pendidikan Nasional. 2003. Media Pembelajaran (Penulisan Karya Ilmiah dan Penelitian Tindakan Kelas). Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional
Djamarah, S. B. 1999. Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru. Surabaya: Usaha Nasional
Sobel, M. A & Maletsky. 2002. Teaching Mathematics; A Sourcebook of Aid, Activities and Strategies. Terjemahan oleh Suyono. Jakarta: Erlangga
Negoro, H. B. 2001. Ensiklopedia Matematika Edisi ke3. Jakarta: Ghalia Indonesia
Suherman, E. 1994 Evaluasi Proses dan Hasil Belajar Matematika. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional
Tim Trainer KPI. 2005. Matematika, Bilangan dan Operasinya. Surabaya: Pusat Layanan Peningkatan Mutu Sekolah Islam
http://wijayalabs.blogdetik.com/2009/07/10/contoh-proposal-ptk/

http://ktiptk.blogspirit.com/archive/2009/01/09/contoh-laporan-penelitian-tindakan-kelas-ptk-tik.html
http://www.docstoc.com/docs/22651522/PENELITIAN-TINDAKAN-KELAS-(PTK)
http://www.scribd.com/doc/2591170/PENELITIAN-TINDAKAN-KELAS
http://ktiptk.blogspirit.com/archive/2009/01/03/judul-penelitian-tindakan-kelas.html
http://ktiptk.blogspirit.com/archive/2009/01/03/judul-penelitian-tindakan-kelas.html
http://www.facebook.com/people/Penelitian-Tindakan-Kelas/1851980925
http://dedidwitagama.wordpress.com/2007/11/30/penelitian-tindakan-kelas-lpm-unj/
http://ktiptk.blogspirit.com/archive/2009/01/03/judul-penelitian-tindakan-kelas.html
http://ktiptk.blogspirit.com/archive/2009/01/26/ptk-suharsimi.html ....
http://www.pdf-search-engine.com/s-ptk-suharsimi-arikunto-laporan-ptk-matematika-pdf.html
Arikunto, Suharsimi. 1991. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Hopkins, David. 1993. A. Teacher's Guide to Classroom Research. Second Edition. Philadelphia: Open University Press.

Kemmis, S & McTaggart, R. 1998. The Action Research Planner, Third Edition. Victoria: Deakin University.

Natawidjaya, Rochman. 1997. Konsep Dasar Penelitian Tindakan. Bandung: IKIP Bandung.

Nurhalim, K. 2000. Prosedur Pelaksanaan PTK. Makalah Disajikan pada Pelatihan Pengembangan Penelitian Tindakan Kelas bagi Tenaga Kependidikan Baik Dosen maupun Guru di Jawa Tengah yang diselenggarakan oleh Lemlit Universitas Negeri Semarang 10-19 Juli 2000.

Priyono, Andreas. 2000. Identifikasi dan Pemecahan Masalah dalam Classroom-Based Action Research. Makalah Disajikan pada Pelatihan Pengembangan Penelitian Tindakan Kelas bagi Tenaga Kependidikan Baik Dosen maupun Guru di Jawa Tengah yang diselenggarakan oleh Lemlit Universitas Negeri Semarang 10-19 Juli 2000.
http://www.downselot.com/search.php?search=penelitian+tindakan+kelas&action=search
http://www.downselot.com/search.php?search=penelitian+tindakan+kelas+sd&action=search
http://www.docstoc.com/docs/21178386/PENELITIAN-TINDAKAN-KELAS-(CLASSROOM-ACTION-RESEARCH)-SALAH-SATU
http://robeeon.net/tag/contoh-proposal-penelitian-tindakan-kelas-pendidikan-agama-islam-pdf

ptk ali

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Judul: PENELITIAN TINDAKAN KELAS
Bahan ini cocok untuk Semua Sektor Pendidikan bagian PENELITIAN / RESEARCH.
Nama & E-mail (Penulis): Trimo, S.Pd.,M.Pd.
Saya Kepala Sekolah di Kabupaten Kendal
Topik: PTK
Tanggal: 22 Desember 2007
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
(Sebuah Refleksi Pembangkitan Profesionalisme Guru)

A. Prolog

Berbagai disain pendidikan dan pelatihan seolah menjadi idola oleh sebuah lembaga pendidikan, yang bermuara pada perlunya guru mengembangkan profesi. Bahkan, kesan "pemaksaan" guru untuk meneliti pun menjadi sebuah fenomena yang layak untuk ditindakkritisi. Apalagi opini publik telanjur memberi cap yang memerahkan telinga stakeholders pendidikan lantaran belum ada kontribusi yang signifikan antara harapan dan kenyataan dari sebuah kerja yang bernama diklat.

Sebenarnya guru harus bangga manakala mengemban tugas yang terkait dengan diklat. Namun, beberapa diskusi terbatas yang sering saya lontarkan kepada teman-teman guru seakan tidak begitu peduli terhadap masa depan dari diklat yang diikuti. Mereka nyaris tidak terbebani dari "ilmu teoretis" yang sebenarnya secara conditio sine qua non perlu disebarluaskan kepada rekan sejawat, serta memelopori penerapannya. Itulah potret kita, guru masa depan bangsa.

Tulisan sederhana ini merupakan refleksi perlunya guru belajar memahami hakikat pengembangan profesi, khususnya penelitian tindakan kelas yang mensyaratkan guru untuk mendisain pembelajaran bermakna.

B. Content

1. Konsep Dasar Pengembangan Profesi

Sekadar membangkitkan kecerdasan anda, pengembangan profesi adalah kegiatan guru dalam rangka pengamalan ilmu dan pengetahuan, teknologi dan keterampilan untuk peningkatan mutu baik bagi proses belajar-mengajar dan profesionalisme tenaga kependidikan lainnya maupun dalam rangka menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi pendidikan dan kebudayaan

Setidaknya ada 5 (lima) macam kegiatan pengembangan profesi yang dapat anda lakukan, yakni: (1) melaksanakan kegiatan karya ilmiah di bidang pendidikan; (2) menemukan teknologi tepat guna di bidang pendidikan; (3) membuat alat pelajaran/peraga atau alat bimbingan; (4) menciptakan karya seni; dan (5) mengikuti kegiatan pengembangan kurikulum.

Kegiatan karya ilmiah di bidang pendidikan terdiri atas 7 (tujuh) hal yakni: (1) karya ilmiah hasil penelitian; (2) makalah berisi ulasan ilmiah; (3) tulisan ilmiah popular di bidang pendidikan dan kebudayaan yang disebarluaskan melalui media massa; (4) prasaran yang berupa tinjauan, ulasan ilmiah yang disampaikan dalam pertemuan ilmiah; (5) buku pelajaran atau modul; (6) diktat pelajaran; dan (7) karya penerjemahan buku pelajaran yang bermanfaat bagi pendidikan.

2. Konsep Dasar Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Penelitian tindakan kelas atau lebih ngetrend disebut classroom action research merupakan kajian sistematik tentang upaya meningkatkan mutu praktik pendidikan oleh sekelompok masyarakat melalui tindakan praktis yang mereka lakukan dan merefleksi hasil tindakannya (Hopkins 1993).

Penelitian tindakan adalah studi yang dilakukan untuk memperbaiki diri sendiri, pengalaman kerja sendiri, tetapi dilaksanakan secara sistematis, terencana, dan dengan sikap mawas diri (Kemmis dan Mc Tanggart 1988).

Karakteristik PTK meliputi: (1) dirancang untuk mengatasi permasalahan nyata, (2) diterapkan secara kontekstual, (3) terarah pada peningkatan kinerja guru di kelas, (4) bersifat fleksibel, (5) data diperoleh langsung dari pengamatan atas perilaku dan refleksi, (6) bersifat situasional dan spesifik (Natawidjaya 1997).

Tujuan PTK:

a. untuk menanggulangi masalah atau kesulitan dalam bidang pendidikan dan pengajaran
b. untuk memperbaiki dan meningkatkan kinerja
c. untuk melaksanakan program pelatihan dan jabatan guru
d. untuk memasukkan unsur-unsur pembaruan dalam sistem pembelajaran.
e. untuk meningkatkan interaksi pembelajaran
f. untuk perbaikan suasana keseluruhan stakeholders pendidikan (Natawidjaya 1997)

Manfaat PTK:

a. Secara teoretis (1) membantu guru mengembangkan ilmu pengetahuan, (2) menerapkan teori-teori pembelajaran bermakna.
b. Secara praktis: (1) guru dapat melakukan inovasi pembelajaran, (2) guru dapat meningkatkan kemampuan reflektifnya dan mampu memecahkan permasalahan pembelajaran, (3) guru terlatih mengembangkan kurikulum, (4) tercapai peningkatkan profesionalisme guru.

Mengacu pengertian di atas dapat dimaknai bahwa PTK merupakan penelitian yang bersifat reflektif. Permasalahan riil yang dihadapi guru dalam proses pembelajaran merupakan kata kunci untuk melakukan PTK, kemudian dicarikan alternatif pemecahannya,dan ditindaklanjuti dengan tindakan-tindakan nyata (action) yang dilakukan guru (dan bersama pihak lain).

3. Pengajuan Proposal PTK

Menyusun proposal PTK, identik dengan menyusun Rencana Pembelajaran saat guru menjelaskan materi. Proposal perlu disusun sebelumnya untuk mendeskripsikan serangkaian proses dari penelitian yang akan dilakukan. Setidaknya bagian-bagian proposal PTK meliputi:

a. Judul Penelitian

Judul penelitian hendaknya menyatakan dengan akurat dan padat permasalahan serta bentuk tindakan yang dilakukan. Formulasinya singkat, jelas, dan sederhana namun secara tersirat telah menampilkan sosok PTK.

Contoh:
Pemberian Tugas Tambahan untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Pokok Bahasan Soal Cerita pada Siswa kelas VI SDN 2 Blorok Kabupaten Kendal Tahun Pelajaran 2006/2007

b. Latar Belakang Masalah

Ada dua hal yang perlu ditelaah dalam latar belakang masalah, yakni: kondisi ideal dan realitas dilapangan. Dimulai mengupas hal-hal yang bersifat ideal, lantas muncul permasalahan. Yang perlu diingat: munculnya permasalahan perlu didukung dengan data, pengamatan, teori, dan bila perlu penelitian terdahulu.

c. Permasalahan

Sebelum merumuskan permasalahan, seorang peneliti perlu mengidentifikasi permasalahan. Pada dasarnya masalah berpangkal pada sesuatu yang ideal. Masalah akan muncul jika kita menyadari adanya kesenjangan di lingkungan kita. Priyono (2000) mengatakan bahwa merupakan kesalahan besar menerapkan suatu intervensi tanpa diketahui terlebih dahulu akar permasalahan. Ditambahkan Arikunto (1991) bahwa permasalahan dalam penelitian dibedakan atas tiga yakni deskriptif, komparatif, dan korelatif.

Contoh:
1) Bagaimana penerapan pemberian tugas tambahan untuk meningkatkan prestasi belajar matematika pokok bahasan soal cerita?"

2) Apakah pemberian tugas tambahan dapat meningkatkan prestasi belajar matematika pokok bahasan soal cerita?

d. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Pada dasarnya tujuan penelitian merupakan suatu rumusan yang isi pokoknya adalah target yang akan dicapai dalam suatu penelitian. Tujuan penelitian perlu diselaraskan dengan permasalahan.

Manfaat penelitian dibedakan dua hal, yakni teoretis dan praktis. Manfaat teoretis berkaitan dengan penerapan teori sedangkan praktis berkaitan dengan orang, badan, organisasi, dan lembaga.

e. Landasan Teoretis

Ada empat hal yang perlu diungkap dalam landasan teoretis, yakni kajian pustaka, kajian teori, kerangka berpikir, dan hipotesis tindakan.

Kajian pustaka memuat konsep yang bersangkutan dengan masalah yang hendak diteliti dan menelaah hasil-hasil penelitian terdahulu.

Kajian teori memuat teori-teori yang mendukung persoalan yang dibahas. Dalam konteks ini, peneliti perlu cerdas dalam menyusun teori-teori yang digunakan. Yang perlu diingat: dalam penyusunan teori-teori, peneliti harus cerdas dalam mengolah bahasa sehingga tidak terkesan comot sana-comot sini tanpa memberikan apresiasi terhadap yang dikutip.

Kerangka berpikir merupakan argumentasi teoretik terhadap permasalahan yang dibahas. Dalam kerangka berpikir terdapat ulasan singkat mengenai asumsi bahwa melalui tindakan tertentu dapat meningkatkan sesuatu, selaras permasalahan penelitian.

Hipotesis tindakan merupakan simpulan dari landasan teoretis dan kerangka berpikir.

Contoh:
Melalui pemberian tugas tambahan, prestasi belajar Matematika siswa kelas VI SDN 1 Magelung tahun pelajaran 2005/2006 dapat meningkat

f. Metode Penelitian

Metode penelitian adalah cara yang ditempuh untuk memecahkan permasalahan penelitian. Dalam metode penelitian dibahas: (1) setting penelitian dan karakteristrik subjek penelitian, (2) variable yang diteliti, (3) rencana tindakan, (4) data dan cara pengumpulannya, (5) indikator keberhasilan.

Dalam setting penelitian dan karakteristrik subjek penelitian diungkapkan kelas berapa penelitian dilakukan dan bagaimana karakteristik kelas tersebut, seperti jumlah siswa, komposisi siswa menurut jenis kelamin, latar belakang sosial ekonomi, kategori kelas, dan sejenisnya.

Variabel penelitian merupakan gejala yang diamati dan menjadi titik incar/fokus untuk menjawab permasalahan.

Ada beberapa model rencana PTK, yakni model Kurt Lewin, Kemmis & Mc Taggart, John Elliot, dan Hopkins (Nurhalim 2000). Dari beberapa model tersebut, model Kurt Lewin merupakan model yang paling sederhana, yang mencakupi:

1) Perencanaan (planning), yakni persiapan yang dilakukan untuk pelaksanaan PTK, seperti: penyusunan scenario pembelajaran, pembuatan media,

2) Tindakan (acting), yaitu diskripsi tindakan yang akan dilakukan, scenario kerja tindakan perbaikan yang akan dikerjakan, dan prosedur tindakan yang akan diterapkan.

3) Observasi (observing), yaitu kegiatan mengamati dampak atas tindakan yang dilakukan. Kegiatan ini dapatdilakukan dengan cara pengamatan, wawancara, kuesiober atau cara lain yang sesuai dengan data yang dibutuhkan.

4) Refleksi (reflecting), yaitu kegiatan evaluasi tentang perubahan yang terjadi atau hasil yang diperoleh atas data yang terhimpun sebagai bentuk dampak tindakan yang telah dirancang. Berdasarkan langkah ini akan dapat diketahui perubahan yang terjadi dan dilakukan telaah mengapa, bagaimana, dan sejauhmana tindakan yang ditetapkan mampu mencapai perubahan atau mengatasi masalah secara signifikan. Bertolak dari refleksi ini pula suatu perbaikan tindakan dalam bentuk replanning dapat dilakukan.

Dalam PTK, data perlu diuraikan secara jelas. Format dapat bersifat kualitatif, kuantitatif atau kombinasi di antara keduanya. Cara pengumpulan data dapat melalui pengamatan, tes, jurnal harian, dan sejenisnya.

Indikator keberhasilan merupakan tolok ukur keberhasilan kinerja dari tindakan yang dilakukan.

Contoh:
1) Guru terampil mengelola proses belajar-mengajar matematika dengan memberikan tugas tambahan khususnya pokok bahasan soal cerita.

2) Terjadi interaksi aktif antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa sehingga suasana proses belajar-mengajar dapat kondusif.

3) 85% siswa kelas VI SDN 1 Magelung mengalami ketuntasan belajar.

g. Jadwal Penelitian

Jadwal kegiatan penelitian disusun dalam bentuk matriks yang menggambarkan urutan kegiatan dari awal hingga akhir.

h. Daftar Pustaka

Daftar pustaka disusun menurut abjad pengarang., tahun terbit. Judul Buku, nama kota, dan nama penerbit.

Contoh:

Sutajaya, Tri Elang. 2004. Menjadi Guru yang Cerdas di Era Kompetitif. Semarang: Panca Agni.

4. Menyusun Laporan Penelitian Tindakan Kelas

Setelah proposal disetujui oleh pihak yang berwenang (kepala sekolah, kepala Cabang Dinas Pendidikan, dan sejenisnya) kemudian peneliti mengadakan treatment sesuai prosedur dalam proposal. Setelah mendapatkan data secara holistic maka kegiatan selanjutnya adalah menyusun laporan PTK. Penyusunan laporan mencakupi:

a. Judul

b. Abstrak

c. Bab I : Pendahuluan berisi latar belakang masalah, permasalahan, tujuan dan manfaat penelitian.

d. Bab II : Landasan Teoretis berisi Kajian Pustaka, Kajian Teori, Kerangka Berpikir, dan Hipotesis Tindakan.

e. Bab III : Metode Penelitian terdiri atas (1) setting penelitian dan karakteristrik subjek penelitian, (2) variable yang diteliti, (3) rencana tindakan, (4) data dan cara pengumpulannya, (5) indikator keberhasilan.

f. Bab IV : Hasil Penelitian dan Pembahasan

g. Bab V : Penutup terdiri atas simpulan dan saran/rekomendasi.

h. Daftar Pustaka

C. Epilog

Penelitian tindakan kelas merupakan stimulus awal bagi guru untuk mengembangkan kompetensi, baik kompetensi pedagogik, kepribadian, professional, maupun kemasyarakatan. Melalui penelitian tindakan kelas, guru diberi keleluasaan untuk berkolaborasi mencermati setiap fenomena pembelajaran secara holistic.

Membiasakan diri untuk senantiasa belajar sungguh merupakan tantangan hati nurani. Banyak guru berpendapat, sebaik apapun kinerja yang kita lakukan tidak akan bersimbiosis dengan gaji yang diterima. Buang jauh-jauh anggapan itu lantaran kita adalah guru masa depan yang cerdas.

Semoga bermanfaat!

Pustaka Acuan:

Arikunto, Suharsimi. 1991. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Hopkins, David. 1993. A. Teacher's Guide to Classroom Research. Second Edition. Philadelphia: Open University Press.

Kemmis, S & McTaggart, R. 1998. The Action Research Planner, Third Edition. Victoria: Deakin University.

Natawidjaya, Rochman. 1997. Konsep Dasar Penelitian Tindakan. Bandung: IKIP Bandung.

Nurhalim, K. 2000. Prosedur Pelaksanaan PTK. Makalah Disajikan pada Pelatihan Pengembangan Penelitian Tindakan Kelas bagi Tenaga Kependidikan Baik Dosen maupun Guru di Jawa Tengah yang diselenggarakan oleh Lemlit Universitas Negeri Semarang 10-19 Juli 2000.

Priyono, Andreas. 2000. Identifikasi dan Pemecahan Masalah dalam Classroom-Based Action Research. Makalah Disajikan pada Pelatihan Pengembangan Penelitian Tindakan Kelas bagi Tenaga Kependidikan Baik Dosen maupun Guru di Jawa Tengah yang diselenggarakan oleh Lemlit Universitas Negeri Semarang 10-19 Juli 2000.